Senin, 12 Desember 2011

JENIS KRISIS HIPERTENSI


Hipertensi emergensi
Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan organ target yang progresif. Di perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam kurun waktu menit/jam. TD Diastolik > 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut :
·       Pendarahan intra pranial, ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid.
·       Hipertensi ensefalopati.
·       Aorta diseksi akut.
·       Oedema paru akut.
·       Eklampsi.
·       Feokhromositoma.
·       Funduskopi KW III atau IV.
·       Insufisiensi ginjal akut.
·       Infark miokard akut, angina unstable.
·       Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain :
-      Sindrome withdrawal obat anti hipertensi.
-      Cedera kepala.
-      Luka bakar.
-      Interaksi obat.

Konsekuensi yang mungkin terjadi di dapat pada hipertensi emergency sendiri bisa :
·       Stroke
·       Loss of consciousness
·       Memory loss
·       Heart attack
·       Damage to the eyes and kidneys
·       Loss of kidney function
·       Aortic dissection
·       Angina (unstable chest pain)
·       Pulmonary edema (fluid backup in the lungs)
·       Eclampsia


Hipertensi Urgensi
Kenaikan TD mendadak yg tidak disertai kerusakan organ target. Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam. Hipertensi berat dengan :
·       TD Diastolik > 120 mmHg, tetapi dengan minimal atau tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada seperti emergency
·       KW I atau II pada funduskopi.
·       Hipertensi post operasi.
·       Hipertensi tak terkontrol / tanpa diobati pada perioperatif.

Orang dengan tekanan darah tinggi berat biasanya mengembangkan gejala-gejala yang akhirnya membawa mereka ke dokter. Gejala ini cenderung untuk berkembang dengan cepat dan mungkin mencakup hal-hal seperti:
  - Penglihatan kabur atau gangguan penglihatan lainnya
  - Sakit kepala
  - Pusing
  - Mual atau perubahan nafsu makan.



Referensi :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar